Selasa, 15 Desember 2009

ICT DALAM PENGEMBANGAN AGRIBISNIS DI INDONESIA


Pembangunan pertanian mempunyai multi tujuan yang harus dicapai dimana peningkatan produksi merupakan sasaran antara atau dengan kata lain peningkatan produksi merupakan alat untuk mencapai tujuan yang mencakup peningkatan kesejahteraan pelaku produksi pertanian, peningkatan gizi masyarakat, peningkatan devisa, dan peningkatan kesempatan kerja. Pencapaian tujuan ini harus memperhatikan aspek keberlanjutan sumberdaya alam dan kelestarian lingkungan hidup.
Dalam rangka untuk meningkatkan daya saing produk dari agribisnis/agroindustri pedesaan menghadapi persaingan yang semakin meningkat seiring dengan globalisasi, perdagangan bebas ASEAN (2003) dan APEC (2020) maka kekuatan sistem agribisnis/agroindustri harus secara terus menerus dibina dan diberdayakan dengan sebaik-baiknya. Kendala utama yang dihadapi sistem agribisnis/agroindustri dalam rangka meningkatkan daya saing tersebut adalah secara internal lemahnya organisasi dan manajemen serta sumberdaya manusia, dan secara eksternal ialah lemahnya akses terhadap informasi pasar, sumber modal, teknologi dan mitra usaha.
Pemanfaatan ICT untuk pengembangan agribisnis di Indonesia tampaknya memang belum optimal. Namun secara bertahap pemanfaatan ICT ini akan semakin banyak dimanfaatkan dalam pengembangan agribisnis pada masa-masa mendatang.
1. Macam ICT yang Sering Digunakan Pengembangan Agribisnis
Teknologi yang sering digunakan dalam aplikasi ICT diberbagai kegiatan, apakah itu digunakan di kegiatan agribisnis maupun di aktivitas lainnya, lazimnya dapat dikelompokkan menjadi lima macam. Ke lima macam teknologi ini (ditambah lagi dengan kombinasi dari ke lima macam teknologi tersebut) bermula dari yang paling sederhana sampai pada teknologi yang mutakhir. Teknologi yang paling sederhana ini, misalnya teknologi yang digunakan terbatas pada pendukung kegiatan agribisnis, seperti brosur penyuluhan, iklan produk pertanian, dan sebagainya.
Ke lima macam teknologi ini adalah:
a.Teknologi Cetak : Yang masuk dalam teknologi cetak ini antara lain modul untuk penyuluhan pertanian, tutorial tertulis bagi peserta pelatihan pertanian, buku-buku pertanian, brosur-brosur pertanian, dsb-nya.
b.Teknologi Audio : Yang masuk dalam teknologi audio ini antara lain (a). Kaset tape (pembelajaran yang menggunakan kaset), (b). siaran radio (pembelajaran yang menggunakan radio). Siaran radio pertanian dengan program kelompok pendengar siaran radio pertanian atau juga ada Kelompok Pendengar, Pembaca dan Pemirsa. (c). Telepon dan voice mail telephone (konsultasi, penyuluhan, pelatihan, pembelajaran atau tutorial yang menggunakan telepon. Tele-conferencing juga termasuk kelompok ini karena komunikasinya menggunakan telepon.
c.Teknologi Video dan Televisi: Teknologi ini pada dasarnya adalah teknologi yang digunakan untuk penyuluhan, pelatihan, pembelajaran atau tutorial melalui TV, VCD, Kaset video. Video-conferencing juga memanfaatkan TV. Yang masuk dalam kelompok ini adalah siaran TV, VCD, fiber optics, video tape, video text, video messaging, dsb-nya.
d.Teknologi Komputer : Teknologi ini pada dasarnya menggunakan komputer sebagai alat bantu pemberian informasi. Komputer sering juga dipakai untuk membuat database di mana komputer digunakan untuk pengumpulan dan penyimpanan data dan komputasi.
e.Teknologi Internet : Teknologi ini berkembang pesat setelah ditemukannya internet. Bahkan kini orang sudah sangat ketergantungan dengan teknologi internet ini, melalui apa yang dinamakan web-based activities.
2. Peran Multimedia Dalam Pertanian
Radio Pertanian
Peran siaran radio bagi penyuluhan pertanian sangat penting khususnya di daerah-daerah di mana kebanyakan petani mempunyai radio. Kini banyak Pemerintah Daerah mengembangkan siaran radio pertanian. Bahkan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) yang tersebar di berbagai propinsi di Indonesia, juga ada yang membina siaran radio pertanian ini, baik siaran radio yang dimiliki Pemerintah daerah maupun swasta.Pada intinya tujuan siaran radio pertanian ini adalah mengetahui dan meningkatkan peran radio terhadap percepatan informasi teknologi yang disertai kegiatan penyuluhan pertanian. Dengan cara seperti ini, maka diharapkan masyarakat, khususnya masyarakat pertanian dapat mengetahui pola siaran hal-hal yang berkaitan dengan pertanian yang sesuai dengan apa yang diperlukan oleh petani.
Televisi Pertanian
Pemerintah juga pernah memanfaatkan Televisi untuk kegiatan penyuluhan pertanian. Hingga kinipun program ini masih ada, namun sering tidak atau kurang dirancang untuk kebutuhan penyuluhan atau pendidikan pertanian, namun lebih condong ke program hiburan. Mestinya program-program siaran pertanian di TV, apapun bentuk dan ragamnya, hendaknya memperhatikan kaidah manfaat, artinya bagaimana program siaran pertanian yang disiarkan di TV tersebut dapat secara cepat diadopsi masyarakat, khususnya oleh masyarakat pertanian. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan siaran pertanian di TV ini, agar isinya cepat bermanfaat, yaitu program yang ditawarkan hendaknya berkaitan dengan cepat-tidaknya masyarakat melakukan adopsi siaran tersebut. Kecepatan adopsi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu: sifat inovasinya, sifat sasaran, cara pengambilan keputusan sasaran, saluran komunikasi yang digunakan, kondisi penyuluhnya sendiri dalam menyampaikan inovasi kepada sasaran, dan ragam sumber informasi.

Sumber : google.com
Referensi : koleksi artikel

Tidak ada komentar:

Posting Komentar